Jumat, 11 Desember 2015

Model POR dalam dokumentasi keperawatan



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik. Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi klinis. Oleh karenanya diperlukan pembahasan mengenai macam-macam pendokumentasian keperawatan.


B.     TUJUAN PENULISAN

Tujuan pembuatan pembuatan makalah POR ini adalah selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Proses dan Dokumentasi Keperawatan adalah sebagai sarana bantu mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan memahami salah satu model pendokumentasian keperawatan, mulai dari pengertian, jenis- jenis, ciri-ciri, komponen, kelebihan dan kekurangan dari model pendokumentasian POR.


C.     MANFAAT PENULISAN

Membuat evaluasi dan perencanaan yang lebih sistematis, menampilkan data dalam bentuk yang lebih jelas, sistematis dan dinamis, menekan biaya perawatan, memberikan penatalaksanaan kepada pasien (masalah) seutuhnya, dan menghindarkan kemungkinan terlupakannya masalah yang ada.

















BAB II
TINJAUAN TEORI


A.    PENGERTIAN PROBLEM ORIENTED RECORD (POR)

Problem Orientad Record (POR) adalah suatu model pendokumentasian yang memusatkan data tentang klien dan di dokumentasikan dan di susun menurut masalah klien.Sistem dokumentasi jenis ini mengintegrasikan data mengenai masalah yang di kumpulkan oleh dokter,perawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan layanan kepada klien.



B.     KOMPONEN MODEL PROBLEM ORIENTED RECORD (POR)

Komponen utama POR antara lain :
1.      Data Base (basis data)
Basis data adalah kumpulan segala informasi pasien yang berobat ke institusi pelayanan kesehatan dan dapat digunakan oleh semua pihak. Informasi atau data mengenai pasien dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu:
a. Data Sosial atau Informasi Umum dari Pasien Merupakan informasi mengenai data sosial dari pasien yang isinya menyangkut kelompok demografi: nama, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pendidikan, agama, status perkawinan, dll. Sedangkan informasi yang bersifat umum yang dilakukan pada setiap orang adalah sekrening pada bayi yang baru lahir, pemeriksaan rutin pada kaum lanjut usia seperti misalnya EKG, dll.
 b. Data Medis atau Informasi Khusus terhadap Masalah Informasi lebih sepesifik adalah sesuai dengan masalah yang ada pada setiap pasien itu sendiri. Dari keluhan utama yang dikemukakan oleh pasien, harus dengan sengaja dicari apa masalah yang sesungguhnya dan kelainan apa yang diharapkan, oleh sebab itu perlu pengetahuan yang memadai untuk menemukan hematomegali. Pada anamnese dilengkapi selengkap-lengkapnya sehingga anamnese yang dilakukan untuk mendapat informasi lengkap dituntun oleh masalah utama yang ada dan masalah yang timbul selanjutnya. Basis data yang lengkap mengandung keluhan utama, riwayat penyakit, review sistem, riwayat penyakit masa lalu dan penyakit keluarga yang relevan, riwayat psikososial dan pengobatan, diskripsi hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium rutin. Secara kronologis, basis data dikumpulkan sebelum daftar masalah dibuat. Basis data harus dibuat seobjektif mungkin.




2. Problem List (Daftar Masalah)
Problem list atau daftar masalah adalah dasar acuan dari rekam medis yang berorientasi pada masalah. ”Problem list” bukanlah merupakan suatu komposisi yang bersifat statis atau tetap melainkan suatu ”table of contents” yang dinamis dari grafik pasien yang dapat di-update setiap saat. Ketelitian mengenai jenis masalah, catatan kemajuan yang berorientasi masalah dan kesimpulannya secara langsung berhubungan dengan ketelitian dan integritas dimana masalah pertamakali diidentifikasikan. Tidak pernah ada kata benar atau salah dalam keputusan sepihak mengenai kasus yang sulit, yang ada hanyalah keputusan yang ilmiah dan logis atau tidak ilmiah dan tidak logis yang dikeluarkan dengan hati-hati atau tidak hati-hati(Weed, 1968). Problem List antara lain mengacu pada masalah:
a)      medical (biological)
contoh: hasil tes lab,sinyal EKG,EEG,x-Ray, suara detak jantung,dll.

b)      Psychiatric
Contoh: gangguan bipolar,depresi,gangguan perhatian deficit hiperaktif (ADHD)

c)      Symptom
Contoh : berupa gejala seperti gatal,mual,kesemutan,vertigo,dll.

d)     Social
Contoh :  status pekerjaan,ekonomi

e)      demographic
contoh : fertilitas,morbilitas,migrasi,ketenagakerjaan,perkawinan,dll.

f)       diagnosis
penentuan jenis penyakit,contoh : anemia,hipertensi,diabetes,dll

g)      lab abnormality
hasil laborat yang tidak normal yang membantu menentukan jenis penyakit.


Berdasarkan sifatnya masalah dibagi menjadi 2, yaitu:
a)      Masalah Aktif Masalah aktif adalah masalah yang sedang berlangsung   dan membutuhkan pemeriksaan dan penanganan selanjutnya juga masih membutuhkan suatu tindakan khusus karena akan membawa dampak pada perawatan masa kini ataupun masa yang akan datang dengan faktor resiko.

b)      Masalah Inaktif Merupakan masalah masa lalu yang diduga menjadi penyebab masalah yang sekarang dan masalah yang terjadi pada masa lampau kemungkinan bisa terjadi kembali atau kambuh kembali.

Fungsi dari daftar masalah adalah sebagai berikut:
a)      Mendaftar atau mencatat masalah-masalah yang ada
b)      Mengindikasi suatu masalah
c)      Pedoman asuhan pada pasien
d)     Alat komunikasi terhadap sesama tenaga medis, pasien
Daftar masalah harus lengkap dan isinya harus mencakup masalah sosial yang berpengaruh terhadap perjalanan penyakit dan pengobatannya, karena daftar masalah ini mempunyai fungsi yang sangat penting.

3.      Initial Plans (Rencana Awal)

Initial Plans ini dibuat saat pasien pertama kali berobat ke suatu pelayanan kesehatan dan ini berfungsi sebagai rencana pemecahan masalah yang terjadi pada pasien saat menjalani perawatan di rumah sakit terkait baik rawat inap maupun rawat jalan. Dari data pasien dan daftar masalah yang telah diidentifikasi dapat dibuat sebuah perencanaan. Perencanaan pada umumnya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a.       Diagnostic
Berisi tentang studi lebih mendalam mengenai diagnosis dan manajemen.
b.      Therapeutic
Mengenai rencana tindakan pengobatan atau terapi yang akan diberikan.
c.       Patient Education
Yaitu rencana penyampaian tindakan medis yang akan diberikan kepada pasien.


4.      Progress Note (Catatan Perkembangan)

Progress Note (Catatan Perkembangan) adalah catatan perkembangan yang berisi tentang kemajuan keadaan pasien selama tindakan perawatan dilakukan. Di dalamnya terdapat deskripsi tentang aktifitas pelayanan pasien oleh tenaga medis, paramedis, dll. Catatan kemajuan pasien merupakan follow-up untuk semua masalah, karena catatan ini meliputi:
1.Segala sesuatu yang terjadi pada pasien
2.Tanggapan pasien terhadap terapi yang diberikan
3.Rencana asuhan lanjutan tehadap pasien Catatan kemajuan dapat dirumuskan dengan SOAP:


a.       Subjective (The Patients Observations)
Gejala-gejala yang ada pada pasien dan merupakan informasi yang ditulis di dalam bahasa pasien.
b.      Objective (The Doctor’s Observations and Tests)
Hasil pemeriksaan dan pengamatan seorang dokter.
c.       Assessment (The Doctor’s Understanding of the Problem)
Sebuah catatan kemajuan dan perkembangan pada masa sekarang.
d.      Plan (Goals, action, advice, etc)
Berisi tentang renana kerja untuk melanjutkan pengobatan atau perawatan.

Beberapa acuan progress note dapat digunakan antara lain :
1.      SOAP (Subyektif data, Obyektif data, Analisis/Assesment dan Plan)
2.      SOAPIER (SOAP ditambah Intervensi, Evaluasi dan Revisi)
3.      PIE (Problem – Intervensi – Evaluasi)

Pedoman penulisan catatan SOAPIER
1.      Rujuk pada daftar masalah sebelum menuliskan data SOAP.
2.      Beri tanda setiap catatan SOAP dengan nomor secara berurutan.
3.      Pemisahan catatan SOAP harus ditulis untuk setiap masalah.
4.      Masukan data yang relavan saja terhadap masalah yang sepesifik.
5.      Masalah yang belum pasti harus didaftar dicatatan sementara
6.      Tuliskan data subjektif apa adanya
7.     Jika terjadi pembingbangan dalam pengkajian keperawatan, pergunakan diagnosis keperawatan atau uraian ( parapphrase ) sebagai kesimpulan status kesehatan klien.
8.     Catatan SOAP menyediakan data tentang keadaan fisik, status pendidikan klien, dan status mental
9.     Jika tidak ada masalah yang luar biasa, tetapi peraturan mengharuskan memasukan dalam pendokumentasian, tuliskan catatan perkembangan tentang masalah klien ketika pertama kali masuk
10.  Jika hanya menggunakan SOAP
a)      Evaluasi respons klien terhadap intervensi didokumentasikan untuk mendukung data
b)      Gunakan A ( ASSESMENT ) Tidak hanya untuk mencatat analisis dan pengkajian, tetapi juga Evaluasi respons klien terhadap intervensi
11.  Istilah P dapat dinyatakan sebagai standar asuhan keperawatan.

C.     CONTOH FORMAT MODEL PROBLEM ORIENTED RECORD (POR)

Data Dasar
Daftar Masalah
Rencana Intervensi
Catatan perkembangan
Data Subjektif:
Pasien mengeluh nyeri sekitar luka ketika di palpasi

Data Objektif: pada balutan luka terlihat ada nanah dan berbau
Diagnosa : infeksi luka

Etiologi:kurang higienitas mulai dari awal terjadinya luka sampai pada saat dilakukan perawatan.
1.kaji keadaan luka
   (kontinuitas dari kulit)
    terhadap adanya  
   :edema,rubor,kalor  
    ,dolor,fungsi laesa
2. anjurka klien untuk
    tidak memegang
    bagian luka
3.merawat luka dengan
    menggunakan aseptic.
Dst.
S: pasien mengeluh nyeri   
    sekitar luka ketika di  
    palpas
O: pada balutan luka terlihat
    ada nanah dan berbau
A: terjadi infeksi pada luka
P: teruskan perawatan luka
I: basahi luka dengan NaCl
    0,9 persen sesuaI intruksi
E: luka masih bernanah
R: ganti balutan menjadi 2x
     per hari



D.    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PROBLEM ORIENTED RECORD  (POR)

1.      Kelebihan POR
a. Dokter menangani masalah pasien berdasar prioritas masalah.
b. Memudahkan dalam penelitian masalah tertentu.
c. Data tersusun berdasar masalah yang ada.
d. Pendidikan medis dapat terfasilitasi dengan dokumentasi yang lengkap.
e. Dokter mempertimbangkan semua masalah pasien dan interpretasinya secara    
    menyeluruh.  

2.      Kekurangan POR
a. Ketidaktelitian yang merugikan pelanggan.
b. Memerlukan penyesuaian yang cukup lama jika baru pertama kali menggunakan  
    sistem tersebut.
c. Perlu pelatihan intensif dan komitmen dari seluruh staf untuk melaksanakan POMR   
    secara terpadu.



BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

POR merupakan suatu sistem atau cara dokumentasi untuk merefleksikan pemikiran logis dari dokter yang memimpin perawatan seorang pasien, juga dokter harus menentukan serta mengikuti setiap masalah klinis yang terjadi dan mengorganisasikan masalah tersebut untuk pemecahan masalahnya.
POR pertama kalinya diprakasai oleh Dr. Lawrence L.Weed (1950-1960). Komponen utama POR antara lain :
1. Data Base (basis data)
a. Data Sosial atau Informasi Umum dari Pasien
b. Data Medis atau Informasi Khusus terhadap Masalah
2. Problem List (Daftar Masalah)
a.Masalah Aktif
b. Masalah Inaktif
3. Initial Plans (Rencana Awal)
4. Progress Note (Catatan Perkembangan)



B.     Saran

Penyusunan makalah POMR (Problem Oriented Medical Record ) ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki penyusunan makalah berikutnya.

















DAFTAR PUSTAKA


Djoko W. Problem Oriented Medical Record. Kuliah Ilmu Penyakit Dalam.Fakultas  Kedokteran Universitas Indonesia. Modifikasi terakhir: 25 Juli 2005.
Gemala H. Beberapa aspek hukum dan administrasi dari catatan medis/kesehatan.Dalam: Kongres PERHUKI. Jakarta: IRSJAM, 1985; No 1. Hlm 18- 32.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar